468x60 Ads

Jakarta - Sungguh, kali ini beda banget apa yang dilakukan Henry Vonda terhadap modifikasi yang dijalaninya ke sebuah mobil.

Damn! Awalnya gue juga enggak nyangka sama sekali! Siapa sih yang enggak kenal doi? Apalagi sebagai bos rumah modifikasi UFO-GR, Henry santer memodifikasi mobil-mobil ‘ajaib’ berperforma super.

Makanya, kali ini bisa gue bilang cukup mengejutkan! Bagaikan shock therapy, buat yang sebelumnya tahu siapa Henry selama ini.

“Hahaha, emang gue enggak terlalu maksain modif di mobil ini. Karena gue juga pengen kasih pengetahuan buat penyuka modif, bahwa enggak semua mobil punya potensi upgrade yang bagus. Terutama mesinnya,” ungkap Henry.

Yup, alasan modifikator ramping itu memang kuat. Pertama, terkait dengan populasi mobil 350Z Cabrio yang rare di Indonesia.

Ngaku aja, seberapa sering elu liat mobil kayak gini beredar di jalanan? Gue jamin, enggak ada yang berani klaim lebih dari 2 buah! Menurut info, untuk 350Z jenis ini di dalam negeri hanya beredar tak lebih dari 5 unit. Itu pun tersebar di berbagai daerah. “Makanya agak sayang kalo mau rombak abis-abisan,” kata Henry.
Lantas poin berikutnya, datang dari usungan teknis 350Z yang kurang mendukung terhadap potensi modifikasi kelas berat. “Versi yang gue punya ini transmisinya matik CVT, jadi kalo ditambah turbo, pasti transmisi bakal jebol enggak karuan,” ulas Henry.

Dan sampai saat ini belum ada hardware aftermarket yang tersedia buat ganti parts internal transmisi bersangkutan. Sementara itu, sistem gerak RWD a.k.a roda belakang 350Z juga menambah keterbatasan fleksibilitas modifnya.

“Percuma mesin power-nya gede, tapi elu bakal susah bawanya. Soalnya ban pasti bakal spin terus, yang ujung-ujungnya kehilangan traksi,” sambungnya lagi.

Karena itu, dari awalnya ia memang berniat memiliki mobil ini sebagai mobil jalan-jalan. Apalagi dengan atapnya yang bisa terbuka, doi merasa beda dari kebanyakan mobil yang ada di jalanan sekarang.

“Gue main cantik aja pakein body kit dan velg,” cerocos Henry, sembari sebut nostalgia modifikasi jaman dulu waktu doi belum kepincut performa. “Toh jarang banget ada yang modif 350Z kayak begini,” klaimnya.
Maka doi pun memasang body kit Nismo pada bumper depan dan lansiran Ings +1 untuk side skirt serta bumper belakang. “Gue pribadi sih enggak suka kalo dibuat full Nismo, soalnya side skirt sama bumper belakangnya kurang bagus.

Makanya gue pilih dari Ings +1 aja. Lebih keren keliatannya,” alasan Henry mengenai pilihan cross brand body kit-nya. Sementara itu, stop lamp pun diganti versi facelift terbaru.

“Kalo aslinya warna merah semua, yang ini ada putihnya jadi keliatan lebih manis,” tambah modifikator yang baru saja memindahkan bengkelnya ke kawasan jalan RS. Fatmawati ini.

Tapi bukan lantas Henry meninggalkan akarnya sebagai penyuka kebut. Seenggaknya di Fairlady ini, doi memasang exhaust system produksi Nismo, yang cukup menambah tarikan mesin VQ35DE bawaan 350Z naik sekitar 5 HP.

Itu pun dipilih dengan prosesi pemasangan yang plug and play agar biar tak banyak merubah bumper-nya. “Walaupun cuma dikit nambahnya, yang penting penampilan juga keangkat. Karena Fairlady cabrio ini cuma pas buat jalan-jalan aja,” tutup Henry.
BEDA OFFSET

Langkah cerdik Henry berikut ini bisa elu tiru kalau mau bergaya ala GT-R R35. Yes, Henry mengadopsi velg supercar Jepang tersebut untuk dipakai ke Fairlady miliknya.

“Ukurannya 20x(9,5+10,5) inci dan bannya gue pakein Toyo Proxes4 255/35ZR20 dan 285/30ZR20,” terangnya.

As you know, Fairlady dan GT-R R35 punya PCD yang sama-sama 5/114,3. Maka bisa saling tukar velg, tapi karena beda offset (Fairlady punya offset 22 depan dan belakang, dan R35 offset 40 depan dan 22 belakang), jadi velg R35 agak nongol dari fender depan di Fairlady.

“Ini kebetulan velg R35 gue nganggur, jadinya gue pakein aja. Lagian keliatannya keren juga kok,” sebut Henry.

Oh ya, agar tampilannya lebih rendah, doi juga turut mengganti per dengan versi lowering kit lansiran RS*R. Kebetulan baru ini opsi yang ada buat Fairlady yang paling worthed. Diklaim bantingannya moderat dengan reduksi ketinggian hingga mencapai 2 jari.

STOP PRESS!

Seperti yang sudah disebut di atas, Henry baru saja memindahkan bengkelnya dari jalan Margasatwa (Warung Buncit) ke jalan RS Fatmawati no. 53, Jakarta Selatan. “Tempatnya pas di perempatan Citos (Cilandak Town Square),” lantang Henry.

Di tempat baru ini, Henry memiliki tanah yang lebih luas dan memiliki 2 divisi pelayanan. UFO 1 untuk branding masalah body repair dan Garage-R buat divisi performance. Sebagaimana sebelumnya, doi juga didukung tuner luar seperti Lester Wong dari Singapura perihal teknis upgarde mesin.

“Gue akan stok barang-barang performa untuk hampir semua mobil sport Jepang yang ada. Dengan gitu, kastemer enggak perlu lama lagi inden kalo mau upgrade mesinnya,” promosi Henry. (mobil.otomotifnet.com)

0 komentar:

Posting Komentar